Halaman Data

**SELAMAT DATANG DI BLOGER HPP-SHaf (HIMPUNAN PELAJAR PERANTAUAN SYIAH HAMZAH FANSURI)** Dilarang Mengomentari Yang Menyingung Perasaan Orang Lain, Kecuali Menasihati dengan Kata-Kata Yang Bijak

Selasa, 07 Juni 2011

32 Tim Berlaga di HUT Sultan Daulat Subulussalam

SUBULUSSALAM - Sebanyak 32 kesebelasan dipastikan akan berlaga dalam turnamen sepakbola HUT Ke-10 Kecamatan Sultan Daulat dengan memperebutkan Piala Wali Kota Subulussalam I. Turnamen berhadiah total Rp 15 juta tersebut, Selasa (7/6) besok, resmi bergulir di tiga lapangan yakni, Lapangan Sultan Daulat, Lapangan Jambi, dan Lapangan PSGS Sigrun.

Camat Sultan Daulat, Baginda Nasution kepada Serambi, kemarin, mengatakan, kejuaraan Piala Wali Kota yang baru pertama kali digelar itu hanya diikuti klub-klub sepakbola dari empat kecamatan di Kota Subulussalam. Keempat kecamatan tersebut yaitu, Kecamatan Simpang Kiri, Rundeng, Penanggalan, dan Kecamatan Sultan Daulat sebagai tuan rumah. Sedangkan, Kecamatan Longkib dipastikan tidak mengirimkan timnya tanpa alasan jelas. “Sejauh ini hanya empat kecamatan yang dipastikan akan tampil, kami tidak tahu kenapa Longkib tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” kata Baginda.

Diharapkan dia, melalui even itu nantinya akan muncul bibit-bibit pemain muda yang akan mampu membawa harum nama Kota Subulussalam, baik dalam kancah provinsi maupun nasional. “Turnamen ini juga diharapkan dapat memberikan spirit untuk semakin memacu prestasi olahraga daerah ini yang lebih tinggi,” ujarnya.

Diterangkan Baginda, selain sepakbola, HUT Kecamatan Sultan Daulat itu juga dirangkai dengan aneka kegiatan termasuk zikir akbar yang dipimpin Drs Tgk Jamaluddin Wali dari Banda Aceh. Baginda menjelaskan, penetapan hari jadi Kecamatan Sultan Daulat setiap tanggal 21 Juni berdasarkan pelantikan Salman SH sebagai camat perdana Sultan Daulat sepuluh tahun silam.(kh)
http://aceh.tribunnews.com/news/view/57935/32-tim-berlaga-di-hut-sultan-daulat

Pemko Subulussalam Salurkan Bantuan untuk Mahasiswa Subulussalam

SUBULUSSALAM - Dalam rangka membangun Sumber Daya Manusia (SDM) di kalangan mahasiswa asal Kota Subulussalam yang menempuh studi ke luar daerah, pemerintah setempat menggelontorkan dana senilai Rp250 juta.

“Dari jumlah itu sampai saat ini sudah kita salurkan sebesar Rp230 juta-an,” kata Salbunis, kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPPKKD) Kota Subulussalam, kepada Serambi, Minggu (5/6).

Dikatakan Salbunis, sesuai plafon yang ada, bantuan pemerintah untuk studi mahasiswa sebesar Rp250 juta. Namun, dana tersebut diperkirakan akan bertambah hingga mencapai Rp450 juta mengingat banyaknya proposal mahasiswa yang diajukan kepada Wali Kota Subulussalam.

“Bantuan tersebut diberikan untuk mahasiswa yang sedang menempuh studi di luar daerah seperti di Banda Aceh, Medan, Jakarta, Bandung dan Yogyakarta,” katanya.

Salbunis menambahkan, bantuan pemerintah terhadap mahasiswa bukan hanya berupa beasiswa tetapi ada pula dalam bentuk dana abadi kepada dua organisasi kemahasiswaan asal Kota Subulussalam.

Secara terpisah, Wali Kota Subulussalam, Merah Sakti juga mengatakan, komitmennya dalam rangka meningkatkan SDM para generasi muda yang sedang melanjutkan pendidikan di luar daerah.

Dalam hal ini, Wali Kota Sakti bersama legislatif mengalokasikan sejumlah bantuan kepada para mahasiswa asal Subulussalam di luar daerah berupa beasiswa kepada mahasiswa dari semester I yang memiliki Indeks Prestasi (IP) di atas 3,0.

Sebelumnya, bantuan beasiswa hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang telah memasuki semester lima. “Tapi mulai tahun ini bantuan kita salurkan bagi mahasiswa yang berprestasi mulai dari semester satu,” kata Sakti.

Selain itu, Pemko Subulussalam juga membantu mahasiswa yang sedang menyusun skripsi masing-masing sebesar Rp3 juta. Bantuan lainnya berupa bonus kepada siswa yang meraih nilai terbaik UN I, II dan III masing-masing Rp10juta, Rp7,5juta dan Rp5juta.

Selanjutnya,  mahasiswa yang lulus undangan ke Perguruan Tinggi Negeri juga diberikan bantuan. “Dan masih ada anggaran lain yang diberikan Pemko Subulussalam kepada para mahasiswa seperti dana abadi untuk mahasiswa yang tergabung di Himapkos  Medan dan HPP-SHAF Banda Aceh sudah kita berikan Rp25 juta dari yang kita janjikan masing-masing Rp50 juta,” terang Wali Kota Merah Sakti.

Kecuali bantuan langsung, Pemko Subulussalam pada tahun 2010 juga telah membangun dua unit asrama bagi mahasiswa asal Kota Subulussalam yang menempuh pendidikan di Kota Banda Aceh dan Medan.

Sejauh ini, lanjut Sakti, sudah cukup banyak bantuan pemerintah bagi mahasiswa yang menuntut ilmu di luar daerah. Tinggal bagaimana bantuan tersebut dimanfaatkan secara baik. Semua bantuan yang diberikan menurut Sakti sebagai upaya pemerintah untuk membangun SDM generasi muda di sana.(kh)
http://aceh.tribunnews.com/news/view/57914/pemko-subulussalam-salurkan-bantuan-untuk-mahasiswa

Pasien Gizi Buruk Mulai Pulih Subulussalam


PULIH : Syarma Dedi bocah laki-laki berusia sembilan tahun asal Desa Gunung Bakti, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam yang menderita gizi buruk kini sudah mulai membaik setelah ia dirawat di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh selama 17 hari.
SUBULUSSALAM - Setelah mendapatkan perawatan secara intensif selama dua pekan lebih di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh, Syarma Dedi (9 tahun) yang menderita gizi buruk, mulai pulih.

Bocah anak pasangan Raja Barat (3) dan Sati (28) asal Desa Gunung Bakti, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, sebelumnya terkapar dengan kondisi mengenaskan. Sekarang sudah bisa berdiri. "Merangkak untuk berjalanpun dia sudah mulai bisa,” ujarnya ayahnya kepada Serambinews.com saat berkunjung ke kediaman mereka.

Pihak RSUZA sudah mengizinkan pulang untuk perawatan di ruamh. "Perkembangan bocah itu cukup memuaskan," kata dr Dewi, Kabid Pelayanan Medis, Dinas Kesehatan Kota Subulussalam didampingi  kabid Gizi Sri Arafah yang langsung menangani bocah penderita gizi buruk itu.

dr Dewi  minta kedua orangtua bocah laki-laki itu  secara  kontinyu memeriksakan anaknya ke Puskesmas dan bidan desa setempat., dan memberi tambahan gizi serta mengajarkannya untuk bisa berbicara. 

Raja Barat, orangtua bocah mengucapkan terima kasih dan mengaku untuk pemulihan anaknya mereka mendapat bantuan dari Yayasan Sambinoe sebesar Rp 1 juta. 

Pegiat sosial  Sapri Tinambunan, minta Pemko Subulussalam melakukan upaya terhadap banyaknya penderita gizi buruk, termasuk wrag yang selama uni tidak bisa mendapatkan akses kesehatan karena hidup miskin. “Ini contohnya, karena ditangani dengan cepat dan serius ternyata hanya dalam waktu belasan hari pasien gizi buruk yang cukup parah mulai pulih. Jadi, kita berharap agar ke depan juga seperti ini, Dinas Kesehatan harus bertindak cepat dan serius. Jangan hanya karena diekpose di koran baru sibuk," paparnya. (khalidin)

Editor: Ampuh Devayan